10 Tips Ampuh Menghentikan Kebiasaan Kalap Saat Belanja

Belanja bisa memberi kebahagiaan tersendiri bagi banyak orang, terutama wanita. Terkadang, saat berbelanja kita kerap lupa diri hingga menghabiskan banyak uang. Celakanya, apa yang kita beli seringkali bukan barang yang kita butuhkan. Lalu, bagaimana caranya agar kita tak terjebak dalam situasi seperti ini? Laman Reader's Diggest melansir tips agar kita tak lupa diri saat berbelanja. 

 Hasil gambar untuk belanja

1. Jangan terjebak dekorasi toko 

Pada momen tertentu, misalnya hari Natal, banyak toko didekorasi dengan berbagai hiasan yang menarik mata. Menurut Kit Yarrow, profesor psikologi dan pemasaran di Golden Gate University, San Francisco, warna merah -saat Natal, menstimulasi dan memberi energi. Berdasarkan riset yang dilakukannya, pelayan yang memakai seragam merah menerima 14 -26 persen uang tip yang lebih tinggi, dibandingkan pelayan yang memakai seragam berbeda. Selain itu, warna hijau dianggap sebagai warna optimistis, yang terkait dengan kekayaan dan keberuntungan. Selain itu, tata letak barang juga mempengaruhi pembeli. Yarrow mengatakan, pengecer sering meletakan barang-barang paling mahal di bagian depan, di mana pembeli mudah melihatnya. Riset juga menemukan pembeli cenderung membeli barang yang disentuhnya. Selain itu, pemilik toko juga cenderung menggunakan aroma musiman, seperti pinus atau peppermint untuk mendorong pelanggang berbelanja lebih lama, dan membelanjakan uang lebih banyak.

2. Bagi kaum perempuan, pakailah sepatu hak tinggi 

Salah satu riset eksentrik baru-baru ini mengungkap, ketika pikiran konsumen terfokus untuk tetap seimbang, mereka cenderung memilih produk dengan harga sedang daripada produk yang lebih mahal, atau berkualitas rendah. Memakai sepatu hak tinggi bagi kaum perempuan, membuat pikiran kita fokus agar tubuh tetap seimbang. Memang kedengarannya tidak membuat kita nyaman, tapi ini cara ampuh agar tak lupa diri saat berbelanja. Peneliti dari Brigham Young University juga mengatakan berbelanja setelah mengikuti kelas yoga atau setelah naik eskalator juga memiliki efek yang sama.

3. Gunakan uang baru 

Menurut riset 2012 yang diterbitkan di Journal of Consumer, manusia lebih menyukai uang tunai baru yang bersih dan rapi, daripada uang lama yang sudah kumal dan kotor. Oleh karena itu, mereka cenderung mudah sekali membelanjakan uang lama. Berdasarkan hasil riset, peserta rela menghabiskan lebih banyak uang ketika memiliki uang tunai lama dibandingkan ketika memiliki uang tunai baru.

4. Berpikir sebelum membeli 

Nah, ini mungkin adalah tips yang paling penting. Psikolog April Lane Bonson menyarankan agar kita memikirkan dengan matang sebelum memutuskan untuk berbelanja. Kita bisa menjauh dari barang yang akan kita beli, lalu duduk di suatu tempat dan menanyakan pada diri sendiri apakah kita benar-benar membutuhkan barang tersebut. Apakah kita memiliki uang lebih untuk membelinya atau di mana akan meletakan barang tersebut. "Lakukan pembelian jika kita benar-benar yakin membutuhkannya dan mampu membelinya," papar dia.

5. Batasi toko yang dikunjungi 

Menurut laporan laman Forbes, semakin banyak toko yang kita kunjungi, semakin banyak kita akan membeli. Kita sering berdalih melakukan perbandingan harga untuk mengunjungi banyak toko. Tapi, semakin banyak toko yang kita kunjungi, semakin kita merasa perlu untuk berbelanja dengan alasan 'menghargai' diri sendiri.

6. Bertanya pada orang asing 

Riset yang diterbitkan dalam the journal Social Influence membuktikan hampir 60 persen hadiah liburan jarang digunakan, daripada yang kita pikiran. Tapi, pemilihan hadiah berasal dari saran orang asing justru kemungkinan untuk digunakannya lebih tinggi 10 persen. Jadi, jika kita tak yakin apakah benar-benar butuh gadget terbaru, tanyakan kepada sesama pembeli apa yang dipikirkannya.

7. Berhati-hati saat berhasil menawar dengan harga murah 

Ini kedengarannya kontraintuitif, tapi saat kita bisa berhasil menawar dengan harga yang murah bisa menjadi bumerang bagi diri kita. Ketika kita bisa membeli hadiah untuk orang lain dengan harga murah, menurut Yarrow kita cenderung berbelanja untuk diri sendiri dengan harga yang lebih mahal.

8. Kurangi interaksi dengan staf penjualan 

Menurut laporan Forbes pula, semakin sering kita berinteraksi dengan staf penjualan, semakin besar kemungkinan kita untuk berbelanja. Kita pasti berpikir tak ingin mengecewakan orang yang telah membantu kita. Maka tak heran jika kita begitu mudah tergoda untuk berbelanja.

9. Jangan lakukan pembelian secara langsung 

Belanja mengaktifkan pusat kesenangan di otak kita. Menurut Menurut the Wall Street Journal, ini terjadi karena dopamin di otak yang memberi rasa nyaman mengalir melalui sinapsis. Jadi, semakin banyak yang kita belanjakan, otak akan semakin terpengaruh yang membuat kita membeli banyak barang yang tak kita butuhkan atau inginkan. Untuk meminimalkan hal ini, penulis Tara Parker Pope menyarankan kita untuk tidak langsung melakukan pembelian. Kembalilah keesokan hari untuk melihat apakah kita masih menginginkannya. "Cara ini akan menetralkan situasi dan membantu kita membuat keputusan yang lebih jelas," papar dia. 

10. Tinggalkan kartu kredit di rumah 

Riset menunjukkan orang rela menghabiskan lebih banyak uang elektronik daripada uang tunai. Berbelanja dengan uang elektronik -seperti kartu kredit, terlihat kurang transparan dan membuat orang semakin mudah membelanjakannya.

Komentar

Postingan Populer